Pages

Sabtu, 08 Juni 2013

Inilah Tujuh Tempat Wisata Exstrem Di Indonesia

Ragam wisata ekstrem di Indonesia tak kalah banyak dengan wisata alam atau budayanya. Bahkan, Tempat wisata ekstrem menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing. Simak ulasannya berikut ini, seperti dikutip dari Indonesiatravel.


1. Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat

Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan pantai-pantai indah yang menjadi daya tarik wisata. Tak hanya keindahan pantai, ombak-ombak di Indonesia juga spektakuler, bahkan didapuk sebagai salah satu ombak selancar terbaik di dunia.
Salah satu ombak terbaik di Indonesia berada di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Kepulauan Mentawai sudah tersohor di kalangan wisatawan mancanegara sebagai salah satu tempat berselancar paling menantang di seluruh dunia. Mentawai bahkan dijuluki Hawaii-nya Indonesia.

Setiap tahun, kunjungan wisatawan ke Mentawai mencapai 12.000 orang, sebagian besar peselancar dari berbagai penjuru dunia yang ingin 'memburu' ombaknya. Faktanya, Kepulauan Mentawai (Sipora, Sikakap, Pagai Utara, dan Pagai Selatan) memiliki 400 titik selancar terbaik, 23 di antaranya bahkan berskala internasional.

Pantai-pantai Mentawai yang dikagumi para peselancar, antara lain Pantai Nyangnyang, Pantai Karang Bajat, Pantai Karoniki, dan Pantai Pananggelat Mainuk yang semuanya terletak di Kecamatan Siberut Selatan. Di Kecamatan Sipora terdapat beberapa pantai, seperti Pantai Katiet Bosua dan Pantai Selatan, sedangkan di Kecamatan Pagai Utara terdapat Pantai Barat.

Masalah yang dimiliki Mentawai adalah masih kurang memadainya infrastruktur. Untuk mencapai Mentawai dari Ibu Kota Sumatra Barat, Padang, wisatawan harus menggunakan kapal laut dengan memakan waktu perjalanan beberapa jam.


2.Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur

Tak perlu jauh-jauh ke Afrika, di Indonesia Anda juga bisa bertualang bersama hewan liar. Apalagi, Indonesia punya hewan purba yang ganas, yaitu komodo di Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Saat tiba di Taman Nasional Komodo, bersiaplah karena Anda akan merasa berada di sebuah planet lain, bukan di Indonesia. Selain menawarkan keindahan bawah laut dan taman nasional yang tidak biasa, di sini hidup hewan purba yang ganas, komodo.

Komodo adalah kadal besar dengan panjang 2-3 meter dan berat mencapai 165 kilogram. Komodo bukan sekadar kadal, melainkan hewan predator yang cukup berbahaya. Komodo hanya butuh sekali gigitan untuk melumpuhkan mangsanya, karena air liurnya mengandung ratusan bakteri. Sekali gigit, Anda bisa terkapar!

Karena itu, wisatawan tidak bisa sembarangan bila ingin melihat komodo di Taman Nasional Komodo. Anda harus didampingi oleh pemandu wisata yang berpengalaman. Meski demikian, sebaiknya Anda tetap berhati-hati, karena beberapa waktu lalu staf taman nasional ini digigit oleh komodo saat bertugas.

Bahkan, bila Anda memiliki luka terbuka atau perempuan yang sedang haid, disarankan tidak berada dekat komodo. Pasalnya, hewan ini sangat sensitif terhadap bau darah.


 3. Mahameru (Semeru), Jawa Timur

Indonesia juga memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif. Salah satunya yang populer adalah Gunung Semeru, gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa.

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut. Gunung berapi ini masih aktif hingga saat ini.

Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273 hektare. Dari puncak Semeru, Anda bisa melihat gunung-gunung lain, seperti Bromo, Batok, Watangan, Kursi, dan Widodaren.

Diperlukan waktu sekira empat hari untuk mendaki puncak Gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki Gunung Semeru, perjalanan dapat ditempuh lewat Kota Malang atau Lumajang.

Saat pendakian, Anda akan menemukan surga. Surga tersebut adalah Ranu Kumbolo, danau yang berada di kaki Gunung Semeru. Meninggalkan Ranu Kumbolo, Anda pun akan mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau.

Di depan bukit terbentang padang rumput luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa.

Pos selanjutnya bagi pendaki untuk beristirahat adalah Kalimati. Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, di sini Anda dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.

Selain Kalimati, sebelum puncak biasanya pendaki beristirahat di Arcopodo. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.

Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah.

Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak sebaiknya dilakukan pagi-pagi sekali sekira pukul 02.00 WIB dari Arcopodo.

Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru), Anda disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena ada gas beracun dan aliran lahar. Pemandangan dari puncak ini sangat indah, bagaikan samudra di atas langit. Saat hampir mencapai puncak, Anda akan merasakan bagaimana berada di atas awan.

Hati-hati saat berada di puncak, karena Semeru masih sering mengeluarkan letusan dan gas beracun. Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru.

Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, yaitu Juni, Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan karena sering terjadi badai dan tanah longsor. Jangan lupa juga mengenakan baju tebal untuk mencegah hipotermia dan juga kacamata agar bisa melindungi wajah dari hujan abu.


4.Green Canyon, Jawa Barat

Eits, ini bukan Grand Canyon di Amerika, tapi Green Canyon. Green Canyon adalah objek wisata menantang yang dapat Anda temukan di dekat Pantai Pangandaran, Jawa Barat.

Green Canyon adalah aliran sungai dengan arus yang lumayan kencang dikelilingi tebing-tebing tinggi. Karena air dan sekeliling tebingnya berwarna hijau, makanya tempat ini disebut Green Canyon.

Untuk menyusuri Green Canyon, Anda harus menggunakan ketinting atau perahu kayu yang ada di pintu masuk obyek wisata ini. Ketinting akan membawa Anda menyusuri sungai, sambil melihat pemandangan indah di tepi sungai. Terkadang ada ular atau kadal di sekitarnya.

Ketika perahu melambat, pemandangan yang mencengangkan tepat di depan mata Anda. Tebing tinggi kembar berdiri di setiap sisi sungai, dengan stalaktit dan stalagmit, air yang jernih, dan Anda mungkin akan berpikir bahwa ini adalah Taman Eden.

Air mengalir turun dari setiap sisi tebing menciptakan suara gemuruh air terjun. Jika air tidak sedang pasang, Anda bisa berjalan di bawah goa besar ini dan mengagumi kedua tebing besarnya.

Bila berani, cobalah melompat dari tebing-tebing yang ada di sekeliling sungai. Tak perlu khawatir, tingginya hanya sekira lima meter dan di dalam sungai tidak ada batu-batu besar yang dapat membahayakan Anda.

Biasanya wisatawan yang berkunjung ke Green Canyon akan menghabiskan waktu untuk berenang setelah menyusuri sungai dengan ketinting. Namun, sebaiknya tidak mengunjunginya pada musim hujan, karena air akan berwarna kecokelatan, terlihat tidak cantik.


5.Bungee Jumping Kuta, Bali

Ke Bali jangan hanya bersantai di pantainya. Bali juga memiliki objek-objek wisata yang dapat memacu adrenalin Anda.

Kawasan Kuta, Bali, dikenal sebagai pusat keramaian turis dengan Pantai Kuta yang meriah dan bar-bar di sekelilingnya yang tak pernah sepi pengunjung. Kuta juga memiliki sarana pemacu adrenalin yang patut Anda coba.

Kunjungi Bali Bungy Jumping, atraksi wisata yang berada di Pantai Seminyak. Lokasinya tepat di depan Double Six Club yang populer di kalangan wisatawan.

Bali Bungy Jumping akan membawa Anda lompat bebas dari ketinggian 45 meter. Harganya sekira Rp550 ribu, dan sambil melompat Anda bisa melihat panorama indah Pantai Seminyak dan Kuta di sekitarnya.

Satu lagi wisata adrenalin yang bisa dinikmati di Kuta adalah Bali Slingshot. Atraksi ini cocok bagi Anda yang ingin melakukan atraksi mendebarkan, tapi tak ingin sendirian.

Dengan Bali Slingshot, Anda akan dimasukkan dalam suatu kapsul yang terikat pada dua menara vertikal. Kemudian, kapsul ini akan terpontang-panting setinggi 50 meter, seperti sebuah ketapel. Perut Anda pasti terkocok saat memainkan wahana ini.

Untuk dua orang, harga memainkan Bali Slingshot ini adalah sekira Rp600 ribu. Berani coba?


6.Krakatau, Lampung

Indonesia memiliki gunung berapi yang masih aktif, dengan sejarah letusan mengerikan. Gunung tersebut adalah Gunung Anak Krakatau di Lampung.

Gunung ini berada di Pulau Krakatau, pulau vulkanik yang masih aktif di perairan Selat Sunda. Krakatau terkenal karena letusannya pada 26-27 Agustus 1883. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunaminya menewaskan sekira 36.000 jiwa.

Hingga saat ini, anak Gunung Krakatau masih aktif, yang justru menjadikannya destinasi wisata petualangan. Biasanya, wisatawan akan menyewa perahu untuk melihat keindahan Krakatau dari jauh, atau bisa juga dengan menjelajahi Pulau Krakatau hingga ke puncaknya.

Untuk mencapai puncak Anak Krakatau nampaknya mudah, karena jalurnya mulus, hanya vertikal. Namun, medan yang Anda tempuh adalah jalan yang seluruhnya berpasir, membuat perjalanan mencapai puncak semakin sulit.

Sebaiknya tidak mencapai puncak Krakatau di siang hari, karena panasnya tidak tertahankan. Pengunjung juga diminta tidak berada terlalu dekat dengan kawah, karena khawatir masih mengeluarkan zat beracun.


7.Banua Wuhu, Sulawesi Utara

Mau melihat aktivitas gunung berapi sekaligus menyelam? Di Banua Wuhu, Anda bisa melihat dua keindahan Indonesia yang tidak biasa itu.

Banua Wuhu adalah gunung berapi yang berada di dasar laut dengan ketinggian 400 meter dari dasar laut. Banua Wuhu terletak di area Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Titik kepundan gunung ditandai oleh keluarnya gelembung di antara bebatuan pada kedalaman 8 meter. Suhu air rata-rata di sana 37-38 derajat Celsius. Di sejumlah lubang, keluar air panas yang tampaknya mampu membuat tangan telanjang melepuh bila coba-coba merogoh ke dalamnya.

Namun, di tengah bahayanya gunung berapi ini, di sekitarnya hidup biota laut yang menarik, dengan terumbu karang yang rapat di kedalaman 10-20 meter. Tak heran, Banua Wuhu jadi salah satu destinasi selam yang unik di Indonesia.

Konon, di Banua Wuhu terdapat lorong bawah laut yang tembus dua arah. Masyarakat setempat menyelenggarakan upacara Tulude setiap akhir Januari. Dua pekan sebelum ritual tersebut, seorang tetua adat akan menyelam dengan membawa piring putih berisi emas ke lorong tersebut sebagai persembahan agar Banua Wuhu tidak murka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar